Selasa, 19 Agustus 2014

Piping Isometrik (Isometric Drawing)

Isometric drawing adalah gambar tiga dimensi yang di kembangkan dari Piping Arrangement serta disesuaikan dengan komponen-komponen sistem perpipaan yang sudah di tentukan susunannya dalam P&ID.

Penggambaran Isometrik menggunakan sumbu proyeksi horisontal 30°

Prosedur pembuatan gambar isometric :
  1.   Dibuat pada kertas isometric.
  2. "Shop isometric" haruslah didahulukan pembuatannya daripada "field isometric".
  3. Setiap jalur harus dapat menunjukan informasi gambar yang jelas.
  4.  Gambar harus jelas dan mudah dibaca.
  5. Setiap jalur perpipaan apabila diperlukan dapat dibuat dalam beberapa gambar isometric.
  6. Jalur pipa  harus dibuat lebih tebal dari garis-garis lainnya.
  7.  Apabila ada keraguan dalam penampilan gambar, maka berilah keterangan, supaya diperiksa terlebih dahulu sebelum pelak­sanaan konstruksi.
  8.   Gambar isometric umumnya tidak berskala, tapi buatlah seproporsional mungkin.
  9. Setiap referensi gambar harus ditunjukan.
  10.  Arah gambar perlu dicantumkan begitu pula nomor isometric.
  11. Jenis pipe support harus jelas.
  12. Keterangan perbaikan(revisi)  terakhir harus jelas pula.
  13.  Keterangan umum dan khusus harus jelas.
a    Gambar isometric ini harus menunjukkan :
  1. Judul dari jalur pipa.
  2. Jalur pipa yang dilengkapi nomor, ukuran, klasifikasi, arah aliran dan servisnya.
  3. Dimensi atau ukuran setiap material.
  4. Koordinat,   orientasi,   elevasi,   setiap jalur perpipaan  beserta perlengkapannya.
  5. Referensi sambungan gambar atau sambungan jalur perpipaan.
  6. Ukuran gasket atau paking.
  7. Simbol-simbol, spesifikasi, kode-kode, standard harus jelas dan telah ditetapkan divisi teknik sebelumnya.
  8. Bentuk pekerjaan.
  9. Bila  ada  perubahan bentuk pekerjaan atau batas pekerjaan harus ditunjukan secara jelas.
  10. Koordinat, orientasi, elevasi serta jenis dari pipe support (pe-nyangga).
  11. Tekanan pada nozzle serta pada pressure savety valve.
  12. Koordinat, orientasi, elevasi serta jenis instrumentasinya.
  13. Bentuk sambungan,  misalnya dengan pengelasan, ulir, dilas dan ulir, dijepit dan sebagainya.
  14. Perlu tidaknya penguat sambungan cabang digunakan.
  15. Arah kemiringan untuk vertikal dengan kode "V" dan horizon­tal dengan kode "H".
  16. Tanda-tanda lengkungan dan lengkungan patah.
  17. O'let atau alat penghubung seperti weldolet, sockolet dan Iain - lain.
  18. Jumlah spool yang diingini pada satu gambar isometric.
  19. Perlukah stress relief atau tidak.
  20. Jenis isolasi.
  21. Boiler codes piping seperti tekanan, temperatur serta servisnya.
  22. Referensi lainnya seperti LDT (line designation table), P & ID, gambar vendor, referensi khusus seandainya diminta lapangan.